A. Pendahuluan
Sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan orang
lain, kedudukan ilmu sosial menjadi sangat penting sebagai ilmu yang
harus dipelajari umat manusia, khususnya masyarakat Indonesia.
Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia adalah negara yang terkenal akan keramah-tamahan dan interaksi sosial yang tinggi, maka mempelajari ilmu sosial sudah merupakan keharusan.
Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia adalah negara yang terkenal akan keramah-tamahan dan interaksi sosial yang tinggi, maka mempelajari ilmu sosial sudah merupakan keharusan.
Semasa duduk di bangku Sekolah Dasar pasti pernah terlintas dalam
benak kita mengapa kita diajarkan tentang Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS). Apa benar diwaktu kita terjun ke lapangan pekerjaan nanti ilmu
tersebut berguna dalam menunjang profesi kita? Saat ini memang
sebagian besar dari kita memandang sebelah mata Ilmu Pengetahuan
Sosial karena sifatnya yang cenderung dinamis, objek kajiannya
abstrak dan merupakan ilmu yang berupa asumsi dari suatu fakta.
Dalam pembahasan ini saya akan menuturkan salah satu kasus yang
disebabkan karena pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang tidak
sempurna. Adalah kasus salah satu anggota Dewan Perwakilan Rakyat
yang menjelang pelantikannya belum mengetahui hak-hak dan tugasnya
sebagai anggota dewan. Isu ini berkembang dan menjadi perbincangan
yang ramai sekitar 6 bulan yang lalu. Dengan melibatkan artis papan
atas sebagai pemeran utamanya, perbincangan ini menjadi semakin
menarik.
B. Pembahasan
Dewasa ini, artis yang terjun ke dunia politik bukanlah hal yang
tabu. Partai politik memanfaatkan ketenaran mereka untuk mencuri
simpati warga. Eko Patrio, Tantowi Yahya, Desi Ratnasari, Krisna
Mukti hingga artis kondang Anang Hermansyah adalah nama-nama yang
berhasil menduduki kursi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Hal
tersebut sah-sah saja dan tidak ada yang salah dengan isu tersebut.
Namun bagaimana jika mereka sama sekali tidak memahami status dan
peran mereka sebagai wakil rakyat?
Alasan saya memilih topik pembahasan ini karena menurut saya isu
anggota dewan yang tidak tahu tugas dan haknya sebagai anggota DPR
lebih menarik dari pada berita pembegalan yang sedang marak di
kawasan Gunung Pati ataupun pro kontra penerapan hukuman mati bagi
terdakwa bandar narkoba.
- Disiplin Ilmu Dalam Ilmu-Ilmu sosial
Dalam buku Pengantar Ilmu Sosial yang merupakan kerja sama antara
Widya Karya Semarang dengan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Semarang tertulis bahwa ada 9 disiplin ilmu sosial. Manusia sebagai
makhluk sosial dipelajari antara lain ilmu Ekonomi, Sosiologi,
Antropologi, Geografi, Psikologi, Hukum, Politik, Komunikasi dan
Sejarah. Ilmu-ilmu tersebut bermanfaat dalam bidang kajiannya
masing-masing. Sebagai contoh ilmu Ekonomi diperlukan bagi pegawai
bank ataupun masyarakat umum untuk mengetahui dan menghitung
perbandingan kurs dolar dengan rupiah.
Tidak ada yang sia-sia dari apa yang kita pelajari. Semua ilmu yang
diajarkan kelak akan berguna suatu saat nanti. Semasa SMP saya pernah
berfikir bahwa mempelajari rumus Fisika “Gerak Lurus Berubah
Beraturan” itu sama sekali tidak berguna di masa depan. Saya sempat
berasumsi bahwa para ahli menciptakan rumus hanya asal menciptakan
rumus saja tanpa melihat sisi kegunaannya. Namun seiring berjalannya
waktu akhirnya saya menyadari bahwa rumus Gerak Lurus Berubah
Beraturan diperlukan dalam pembuatan pesawat terbang. Sangat keren.
Seperti halnya dalam ilmu alam, ilmu-ilmu sosial yang kita pelajari
kelak akan bermanfaat di masa depan. Permasalahannya adalah masih
banyak pelajar maupun masyarakat umum yang belum bisa melihat arti
penting Pendidikan Ilmu Pengetahian Sosial. Oleh sebab itu berikut
akan saya utarakan sebuah kasus akibat tidak mempelajari Pendidikan
Ilmu Pengetahian Sosial dengan baik.
- Anggota DPR yang Tidak Tahu Hak-Haknya
Beberapa waktu lalu, saya iseng mencari di Youtube dan menemukan
sebuah video yang menarik. Video berdurasi kurang lebih 3 menit yang
merupakan video cuplikan liputan berita dari Metro tv tersebut telah
ditonton lebih dari 11 ribu pengguna internet. Didalam video tersebut
terlihat salah satu reporter menanyai beberapa artis yang akan di
lantik menjadi anggota DPR. Artis-artis tersebut ialah Anang
Hermansyah, Desi Ratnasari dan Krisna Mukti. Dari beberapa artis yang
diwawancarai, Anang Hermansyah adalah yang menuai kontroversi.
Sang reporter dengan “jail” menanyai Anang Hermansyah tentang
hak-hak apa saja yang akan diperjuangkannya sebagai anggota dewan.
Ditanyai seperti itu, bagai tersengat listrik artis “kondang”
tersebut pura-pura tidak mendengar apa yang dikatakan oleh si
reporter. Meskipun sang reporter terhitung lebih dari empat kali
menanyai pertanyaan yang sama, sang artis dengan mimik muka bingung
malah mengulang pertanyaan reporter namun tetap pada pendiriannya
bahwa ia pura-pura tidak mendengar pertanyaan tersebut. Hingga pada
akhirnya wawancara dihentikan. Tidak hanya Anang yang “dites”
oleh reporter, artis cantik Desi Ratnasari juga mendapat pertanyaan
yang sama, bedanya Desi berhasil menjawab dengan baik. Pertanyaan
serupa juga ditujukan untuk Krisna Mukti, namun ia enggan menjawab.
Hal tersebut sempat menjadi perbincangan publik dan mendapatkan
banyak komentar kekecewaan dari para pengguna Youtube. Terdapat
banyak komentar yang mengatakan bahwa Anang tidak pantas menjadi
anggota dewan. Seharusnya sebagai wakil rakyat, ia harus pandai dan
benar-benar mengerti tentang politik, begitu tanggapan-tanggapan
masyarakat.
Melihat kinerja pemerintahan saat ini, tentu saya yakin banyak dari
pelaku politik lainnya yang tidak mempelajari ilmu sosial, khususnya
ilmu politik dengan baik. Dengan mengatasnamakan rakyat, mereka
berkilah di depan publik. Sejatinya mereka tidak tahu cara
menggunakan kekuasaan mereka untuk mengatasi berbagai permasalahan
sosial. Menurut pemikiran Maurice P. Hunt dan Lawrence E. Melcall
dalam Teaching High School Social Studies yang saya kutip dari
buku Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS halaman 72 tulisan Prof. M.
Numan Somantri, M.Sc bahwa alasan-alasan mengapa seseorang “tidak
mau” mengatasi masalah obstacles dalam
social studies karena hambatan
psikologis diantaranya, sifat:
- Denial, yaitu perilaku yang mengabaikan masalah
- Repression, dibawah tingkat kesadarannya
- With Drawal, pengunduran diri secara fisik atau disebut intellectual retirement
- Projection, menyalahkan orang lain karena ketidakmampuannya sendiri dalam mengatasi masalah
- Regression, mengundurkan diri dari masalah dengan perkembangan sebelum masalah itu tampak
- Psychosomatic, mengundurkan diri karena dirasa memusingkan dan tekanan darah tinggi
Seorang pemimpin sejati yang benar-benar berjuang untuk rakyat
tentunya akan mampu mengatasi hambatan sifat-sifat tersebut dan mulai
mempelajari ilmu sosial untuk kepentingan rakyat. Tak terkecuali bagi
calon penerus bangsa yang akan terjun dalam dunia sosial hendaknya
berkaca dari hambatan-hambatan tersebut sehingga terhindarkan dari
masalah social studies.
3. Arti Penting Belajar Ilmu Pengetahuan Sosisal
Kita dapat melihat dampak yang ditimbulkan dari isu tersebut. Wakil
rakyat yang seharusnya berjuang demi kepentingan rakyat tetapi tidak
tahu tugas-tugasnya sebagai anggota DPR tentu akan sangat berpengaruh
terhadap kinerjanya. Selain itu, tanggapan masyarakat yang berupa
kecaman akan menimbulkan permasalahan dalam kehidupan bermasyarakat.
Reaksi masyarakat tidak hanya menimbulkan dampak psikologis dari
kelompok masyarakat itu sendiri, namun pelaku yang medapat kecaman
dari masyarakat juga mendapat dampak psikologis yang lebih besar
akibat pembelajaran ilmu sosial yang tidak sempurna karena
berhubungan dengan status dan perannya.
Berkaca dari kasus anggota dewan tersebut, tentu ilmu sosial
merupakan ilmu yang sangat penting untuk dipelajari. Selain sebagai
bekal kita dalam profesi yang akan kita geluti nantinya, ilmu sosial
juga bermanfaat bagi kehidupan kita di dalam masyarakat, bagaimana
menjadi masyarakat yang baik dan cara kita menempatkan diri dalam
suatu masyarakat. Pernyataan ini diperkuat dalam bab Generalisasi
Tentang Pendidikan IPS karya Prof. Numan yang menyatakan bahwa:
Memasuki abad 21, Pendidikan IPS akan dan bermanfaat manakala
memperhatikan kecenderungan dunia, perkembangan sainstek disetai
keimanan dan ketakwaan dengan tetap berpegang kepada pancasila dan
UUD 1945 dalam mencapai tujuan pendidikan.
C. Penutup
- Kesimpulan
Disiplin ilmu dalam ilmu-ilmu sosial terbagi atas ilmu Sosiologi,
Antropologi, Geografi, Ekonomi, Psikologi, Hukum, Politik, Komunikasi
dan Sejarah. Ilmu-ilmu tersebut tentunya akan sangat bermanfaat bagi
kehidupan manusia di dalam masyarakat.
Kasus anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang kebingungan saat ditanyai
apa saja hak-hak dan tugasnya dalam profesinya merupakan salah satu
kasus akibat kurangnya pemahaman kita terhadap Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, khususnya ilmu Politik.
Kurangnya pemahaman kita terhadap ilmu sosial menimbulkan
dampak-dampak yang negatif, baik itu terhadap si subjek maupun
terhadap masyarakat luas. Namun yang harus diperhatikan adalah adanya
beberapa hambatan psikologis yang dapat menyebabkan masalah dalam
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
b) Kritik dan Saran
- Sebagai makhluk sosial, hendaknya semua lapisan masyarakat menyadari arti penting pembelajaran IPS
- Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial diharapkan tidak hanya sekedar teori-teori yang sebatas dihafalkan dan dimengerti. Namun juga harus diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara
- Bagi para tenaga kerja maupun calon tenaga kerja yang membidangi sosial hendaknya menanggulangi hambatan- hambatan dalam belajar sosial dan memahami betul tentang bidang ilmu sosialnya
- Tentunya dalam tulisan ini penulis memiliki banyak kesalahan baik dalam ejaan, pemilihan kata maupun pemikiran yang tidak sesuai dengan pembaca. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan tulisan ini
DAFTAR PUSTAKA
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang.2010. Pengantar
Ilmu Sosial.Semarang
Somantri, Muhammad Numan.2001.Menggagas Pembaharuan Pendidikan
IPS.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Posting Komentar